Meng-Among Murid dengan Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional

Kita sudah mengetahui bahwa maksud dari pemikiran Ki Hajar Dewantara guru itu harus menjadi among bagi murid-muridnya tidak lain dan tidak bukan supaya murid mampu bertumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Murid dengan segala keunikannya perlu dipahami oleh guru sebagai potensi dasar yang harus dilejitkan untuk masa depannya. Guru sebagai among tentu tidak sekedar menjadi teladan dengan menunjukkan perilaku baik kepada murid namun guru juga harus peka terhadap segala macam situasi yang dihadapi murid ketika berinteraksi di kelas dan di sekolah. Melalui tuntunan yang tepat dan perlakuan yang tepat kepada murid sehingga ia merasa diayomi dan dihargai oleh guru khususnya dan oleh teman-teman di sekitarnya.

Tumbuhnya kondisi ini tidak lepas dari pengkondisian yang tepat dari guru ketika berdiri di depan kelas dan melakukan interaksi baik dalam pembelajaran atau dalam komunikasi biasa. Guru yang sudah membangun keyakinan kelas untuk membuat lingkungan yang ideal dimana para murid bertumbuh lalu guru memberlakukan sebuah perlakuan pemeliharaan potensi murid dengan pendekatan pembelajaran yang berdiferensiasi. Pendekatan ini diharapkan akan menjaga tumbuh kembang murid sesuai potensi yang dimilikinya. Murid akan mendapatkan penghargaan yang layak dari guru dan teman-temannya ketika ia belajar. Murid akan selalu merasa mampu menyelesaikan tugasnya dan percaya diri ketika berhadapan dengan permasalahan-permasalahan yang ada. Tidak memandang apakah mereka memang memiliki kecerdasan yang diatas rata-rata atau kecerdasan yang biasa, karena murid akan selalu mendapatkan penghargaan yang setara.

Untuk memaksimalkan potensinya, murid akan mendapatkan bimbingan bagaimana ketika menghadapi masalah dengan pendekatan “Keterampilan Sosial Emosional”. Murid tidak hanya belajar mengendalikan dirinya namun akan belajar juga bagaimana berempati dengan lingkungan sosialnya. Bahkan bagaimana mengambil keputusan dan bekerjasama dengan teman atau dengan gurunya. Ketika murid-murid ini sudah mampu mengejawantahkan keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari maka ia akan dapat beradaptasi dan berkolaborasi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik.

Setelah belajar coaching saya merasakan banyak hal yang harus diperbaiki dalam memerankan diri sebagai guru. Guru yang selama ini hanya sekedar datang ke kelas menyampaikan materi pelajaran dan melakukan evaluasi tanpa mempedulikan situasi dan kondisi murid. Akibatnya banyak hal yang terjadi diluar pengharapan saya sebagai guru dan akhirnya cenderung menyalahkan murid yang tidak menaati aturan dan tata tertib sekolah. Peran guru ketika melakukan coaching sangat signifikan karena akan melatih keterampilan berpikir murid untuk bertanggung jawab terhadap permasalah yang dihadapinya. Bisa dibayangkan jika murid terlatih mengambil keputusan yang positif dan bertanggungjawab maka ia akan tumbuh menjadi pribadi matang dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh yang negatif.

Beberapa langkah yang harus selalu menjadi pegangan guru ketika melakukan proses coaching adalah dengan metode TIRTA:

  1. Tujuan, guru harus memiliki keterampilan dalam proses coaching untuk menetapkan tujuan supaya fokus dan tepat sasaran
  2. Identifikasi, guru harus mampu mengidentifikasi potensi coachee dengan pertanyaan-pertanyaan yang tepat sehingga coachee dapat memahami pertanyaan dan menjawabnya dengan tepat
  3. Rencana Aksi, guru juga harus mampu mengajukan pertanyaan mengenai rencana aksi murid untuk menyelesaikan masalah.
  4. TAnggungjawab, guru harus mampu mengajukan pertanyaan yang mengarahkan agar coachee menjelaskan siapa saja yang akan terlibat dan bagaimana melakukan rencana aksinya.

Proses ini perlu dilakukan secara berkelanjutan berlatih dan meminta masukan dari komunitas sehingga setiap saat guru semakin ahli menjalankan proses coaching kepada murid. 

Bisa dibayangkan jika murid berada dalam lingkungan yang luar biasa sebagai berikut:

  1. belajar dengan suasana merdeka
  2. Bertemu dengan guru yang memiliki visi dan berjiwa pemimpin
  3. Ketika bermasalah akan bertemu dengan manajer yang baik,
  4. Belajar yang sesuai dengan kemampuan setiap individu
  5. Memiliki keyakinan kelas yang selalu terjaga
  6. Bersosialisasi dengan keterampilan sosial emosional yang benar
  7. Mendapatkan coaching dari guru yang hebat

Bisa dipastikan ke depan para murid akan menjadi pribadi yang mulia


Ada beribu pemikiran yang muncul ketika membaca modul pembelajaran berdiferensiasi, ada penolakan kuat di otak belakang saya seolah berkata itu tidak mungkin, itu melelahkan, itu merepotkan, jumlah murid saya banyak, sistem penilaian juga berbeda, dan pasti menyulitkan guru. Namun di sisi lain muncul kesadaran bahwa setiap murid adalah istimewa yang hadir di kelas dengan segenap latar belakang kemampuan akademis, budaya, dan minat/bakatnya yang harus dikelola dan optimalkan untuk mempersiapkan dirinya di masa depan.

Berikut adalah kesimpulan yang ingin saya sampaikan dengan pengelompokkan berdasarkan Tabel Frayer:

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Murid adalah subjek yang harus menjadi prioritas bukan lagi sebagai objek yang hanya manut mengikuti apa kemauan guru.

Adapun yang menjadi ciri atau karakteristiknya adalah:

  • Berpusat kepada murid, murid adalah prioritas pembelajar dengan segala kelebihan dan kekurangannya sehingga semua potensi murid terakomodasi dengan baik.
  • Penilaian berkelanjutan, kalau sejauh ini guru hanya menilai pada aspek formatif atau sumatif saja padahal prinsip evaluasi itu tidak hanya di atas kertas saja namun dalam proses dan perubahan perilaku sehari-hari setelah selesai pembelajaran.
  • Suasana belajar yang nyaman, guru menciptakan ruang kelas dan sekolah yang ramah anak karena lingkungan yang nyaman akan berpengaruh besar dalam proses pembelajaran.
  • Meramu pembelajaran individu, kelompok, dan klasikal, pembelajaran tidak lagi bersifat monoton tetapi dinamis disesuaikan dengan materi. Tidak hanya di dalam kelas namun juga bisa di luar kelas atau di lapangan ditempat yang lebih kontekstual.
  • Mengedepankan kualitatif, setiap pribadi murid adalah istimewa sehingga mereka berhak untuk mendapatkan layanan istimewa. Bayangkan ketika guru menyeragamkan kelas, maka akan banyak murid yang terintimidasi dalamsituasi seperti itu.
  • Guru berperan sebagai fasilitator, scaffolding, dan kolaborator, guru bisa berperan beragam dalam satu pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi ketika pembelajaran berlangsung. Situasi ini tentu akan membantu murid ketika proses belajar sedang berlangsung.

Contoh Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Melakukan asesmen diagnostic di awal pembelajaran
  • Membuat klasifikasi siswa berdasarkan minat dan bakatnya
  • Merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik murid
  • Pembelajaran berorientasi kepada profil pelajar Pancasila

Bukan Contoh Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Materi dan tugas belajar sama
  • Suasana belajar yang kaku dan menegangkan
  • Prestasi diukur dengan nilai

Sebetulnya masih banyak aspek-aspek yang belum disebutkan, namun gambaran ini adalah sebuah pemahaman sederhana sebagai langkah awal dalam mempelajari modul pembelajaran berdiferensiasi.

Terimakasih

Salam sehat,

Sopyan Maolana Kosasih

Posted by: sopyanmk | 05/02/2022

Aksi Nyata: Membangun Budaya Disiplin di Sekolah


Sebagai seorang guru, kita sering sekali kita mendengar istilah disiplin bahkan mungkin sudah menjadi istilah biasa dalam percakapan di ruang guru. Namun setelah saya belajar budaya disiplin pada modul 1.4 perlahan namun pasti saya mendapat pencerahan yang luar biasa mengenai hakikat dari disiplin tadi. Semula saya menganggap disiplin adalah sebuah kepatuhan perilaku terhadap aturan yang sudah dibuat di sekolah atau di institusi lain yang harus dikerjakan secara sukarela. Padahal pemahaman itu sudah bergeser jauh dari hakikat disiplin itu sendiri.

Secara definisi, disiplin dalam bahasa latin berarti belajar. Maka kita pernah mendengar kata disiplin ilmu matematika, disiplin ilmu sosial, dan lain-lain. Jadi dalam terjemahan saya, disiplin di sekolah adalah peserta didik belajar bagaimana memaknai kehidupan dengan segala norma-norma yang berlaku di masyarakat sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Jika proses belajar ini mampu dilalui dengan baik, maka dengan sendirinya murid akan mampu menjalankan kehidupannya tanpa menimbulkan ekses fatal karena ia sudah disiplin sejak dini.

Permasalahannya adalah apakah di sekolah dimana ia belajar sudah memadai untuk disiplin? Karena bisa jadi yang mereka alami adalah penderitaan, kekecewaan, frustasi, apatis, bahkan mungkin pemberontakan. Mengapa? Karena peraturan yang ada ternyata tidak membangkitkan dirinya untuk belajar bagaimana menghadapi persoalan ketika ia melakukan kesalahan atau bagaimana menyelesaikan sebuah permasalahan yang ditemuinya di sekolah.

Selain itu guru juga mayoritas belum memahami bagaimana menangani murid-murid yang beragam latar belakang budaya, ekonomi, pola asuh, dan sebagainya. Guru seringkali terjebak hanya mengenali kemampuan akademik saja dan jika murid itu bisa maka ia akan dihargai sebagai murid yang pintar. Ketika guru menemukan sejumlah masalah munculah penyikapan-penyikapan yang tidak tepat karena pada dasarnya banyak guru yang belum tahu harus berada diposisi apa ketika berhadapan dengan murid. Ahirnya guru menyikapi semua persoalan itu secara alamiah.

Untuk menyelesaikan suatu masalah ada 5 posisi kontrol yang bisa dipilih oleh guru, yaitu:

  1. Penghukum
  2. Pembuat merasa bersalah
  3. Teman
  4. Pemantau
  5. Manajer

Penempatan posisi ini juga harus dibekali dengan pemahaman kebutuhan dasar manusia, yaitu:

  1. Ingin dicintai
  2. Ingin bebas
  3. Ingin bersenang-senang
  4. Ingin menunjukkan kekuatan/kekuasaan
  5. Ingin bertahan hidup

Dari sinilah guru bisa memetakan semua kasus yang muncul dengan akurat dalam pendekatan restitusi. Segitiga restitusi ini baru bisa dilaksankaan dengan pendekatan manajer dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Menstabilkan identitas
  2. Validasi tindakan yang salah
  3. menanyakan keyakinan

Semoga tulisan ini dapat membuka ruang dalam hati kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri untuk terciptanya suasana merdeka belajar bagi peserta didik dengan segenap daya upaya kita. Apa yang saya tulis ini sudah melalui dua tahap, yaitu:

  1. Sosialisasi atau berbagi kepada rekan sejawat yang bisa dilihat pada link berikut (https://youtu.be/TvIWAPJZa4s)
  2. Membuat keyakinan kelas bisa dilihat di link berikut (https://youtu.be/QNirOiCVJyE)
Posted by: sopyanmk | 17/11/2021

Nilai dan Peran guru Penggerak


Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis) antara gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat.

Untuk menjadi guru yang paripurna memahami hakikat sekolah adalah untuk tempat persemaian benih-benih untuk berlatih dan bertumbuhnya jiwa merdeka supaya murid menjadi pribadi yang mengenal kodratnya. Setelah mengenal kodratnya maka ia akan menjadi pribadi yang siap dalam menghadapi kodrat alam dan kodrat zaman di masa yang akan datang. Bisa dibayangkan betapa hebatnya seorang murid yang dapat melihat tulodo dari gurunya yang menjadi pemimpin dalam belajar. Murid itu juga akan merasakan kenyamanan ketika proses belajarnya selalu dibersamai untuk dimotivasi karso nya. Terakhir ia akan dijadikan pemimpin dengan terus dimotivasi didorong untuk bangkit semangatnya. 

Ramuan ini akan menjadi maksimal ketika sang guru menguasai TRIKON, dimana guru memberikan proses pembelajaran secara berkesinambungan (kontinu). Memberikan wawasan luas karena gurunya menguasai berbagai ilmu (konvergen) yang sudah diadaptasi sesuai dengan potensi dan latar belakang sang murid. Ditambah pula dengan keajegan guru dalam memberikan pengajaran dan pendidikan sehingga murid merasa ada konsistensi nilai dari ajaran sang guru.

Nilai-nilai guru penggerak yang disampaikan menyadarkan saya untuk lebih memahami kebermaknaan dalam mengajar dan menjadi pegangan sehingga tidak melenceng dari jalur yang sudah ada. Guru dituntut untuk mandiri dan proaktif dalam pengembangan diri dan tidak harus selalu menunggu perintah atau ajakan teman-teman guru lain. Guru juga harus berani mengevaluasi diri dengan merefleksikan apa-apa yang sudah terjadi dan dampaknya seperti apa kepada murid. Karena dengan sikap reflektif, guru akan tahu langkah apa yang harus dilaksanakan selanjutnya. Guru tidak mungkin asyik sendiri, tentu akan menjadi bosan dan jenuh jika berlangsung dalam jangka panjang. Maka bekerja bersama-sama atau berkolaborasi akan menjadi solusi dan penyegaran terhadap motivasi mengajar dan belajar. Bisa dibayangkan guru yang setiap tahun mengajar dengan cara yang itu-itu saja. Secara penguasaan materi mungkin baik, namun apa yang disampaikan kepada murid itu menjadi relevan atau tidak? Jangan heran kalau ternyata ada guru yang berkata “murid sekarang itu beda dengan murid dahulu”. Padahal masalahnya ada di guru itu sendiri yang asyik tidak mau berinovatif dalam mengajar. Jika keempat nilai tadi sudah mempribadi maka dengan sendirinya ia akan menjadi guru yang selalu berpihak kepada murid.

Adapun peran guru pengerak di lapangan ketika mulai belajar harus sudah memiliki pemahaman bahwa ia harus mampu memerankan pemimpin pembelajaran di kelas dengan baik. Tentu idealnya tidak hanya di dalam kelas namun juga di luar kelas dan di masyarakat. Sehingga peserta didik akan terikat dalam norma-norma yang tertanam dalam proses pembelajaran dimanapun ia berada.

Selain di ruang kelas, guru juga harus aktif pada berbagai ruang praktisi yang saat ini tumbuh menjamur bak cendawan. Artinya guru tidak sekedar disibukkan beraktifitas di dalam kelas karena guru juga harus memiliki ruang lain untuk berkiprah dan menunjukkan eksistensinya. Selain itu, jika aktif di berbagai ruang komunitas praktisi dengan sendirinya akan mengembangkan wawasan dan keterampilannya. Tentu sebagai guru penggerak bukan hanya berada namun juga aktif berkiprah dan berkontribusi di komunitas tersebut. Sehingga ilmu yang dimiliki dapat tersampaikan dan menginspirasi guru lain untuk menjadi lebih baik.

Sebagai calon guru penggerak, tugas lain yang harus dilakukan adalah mulai melakukan kolaborasi dengan guru lain, baik di lingkungan sekolah dengan melakukan kegiatan pembelajaran kolaboratif maupun dengan guru di komunitas seperti MGMP/KKG. Guru penggerak harus mulai melakukan kolaborasi dalam berbagai hal bukan hanya pembelajaran namun juga termasuk kolaborasi dalam kajian kurikulum, RPP, dan hal terkait dalam layanan pengembangan diri murid sehingga wawasan murid akan menjadi luas jika pembelajaran yang dilakukan dilakukan dengan cara yang tidak biasa. 

Seorang guru penggerak harus berani tampil dan berbagi sehingga terbiasa menjadi coach bagi guru lain. Ilmu yang diterima pada program pelatihan sebaiknya tidak sekedar menjadi ilmu pribadi dan melulu untuk dimanfaatkan oleh muridnya. Karena pengalaman baik itu ketika dibagikan maka akan terjadi dampak luar biasa yang bisa memecah gunung es menjadi semuanya tampak nyata dan jika semua guru penggerak berbagi maka akan terjadi akselerasi pembelajaran tingkat tinggi di Indonesia.

Selain itu guru juga harus menjadikan muridnya sebagai pemimpin. Tentu tidak hanya sekedar ketua kelas, ketua osis, ketua ekskul. Ada banyak aspek yang bisa dilakukan oleh guru dalam membangun mental pemimpin kepada muridnya. Menjadi pemimpin upacara, menjadi pemimpin doa, menjadi pemimpin pada jam olahraga, menjadi pemimpin kebersihan dan seterusnya. Peserta didik tidak sekedar dididik menjadi anggota yang baik karena ia akan berputar menjadi pemimpin. Murid yang berpengalaman menjadi pemimpin yang baik dan menjadi anggota yang baik akan menempa dirinya ketika dimasyarakat menjadi warga masyarakat yang baik bahkan menjadi warga negara yang baik.

Jadi bisa dibayangkan jika guru penggerak ini sudah memiliki nilai dan peran guru penggerak serta siap beraksi, maka insya Allah kita akan mampu mengejar ketertinggalan pendidikan yang selama ini belum optimal berjalan.

Salam guru pengerak

Bogor, 17 November 2021

Sopyan

Posted by: sopyanmk | 06/10/2020

BAB II PPKn BDR KELAS VIII


Assalaamualaikum wr wb

Anak-anak hebat yang nasionalis dan patriotis!

Apa kabar hari ini? Semoga kalian sehat dan selalu menjaga kesehatan diri kalian, keluarga, dan lingkungan dimana kita tinggal! Untuk itu ingat pesan mama untuk selalu mengikuti protokol kesehatan COVID-19

Hari ini kita akan belajar PPKn BAB II. Untuk memperlancar kegiatan ini silakan siapkan buku paket PPKn Kelas VIII BAB II halaman 25 – 35. Pokok bahasannya adalah seputar Pembukaan UUD 1945. Untuk memotivasi kalian dalam membaca, silakan baca pertanyaan-pertanyaan yang diberikan untuk mengingkatkan kemampuan dan motivasi kalian dalam membaca.

Sebelum mulai berdoa terlebih dahulu, laksanakan kegiatan pembiasaan baik:

  1. Melakukan absensi tiap kelas
  2. Beribadah: berdoa atau membaca kitab suci sesuai keyakinan agama masing-masing. Buat yang beragama Islam laksanakan shalat dhuha dan membaca Al-Quran
  3. Membaca doa belajar
  4. Mengerjakan
  5. Berdoa selesai belajar

Link untuk kegiatan hari ini adalah:

http://bit.ly/BAB2PPKn8

Selamat Belajar!

Posted by: sopyanmk | 10/09/2020

HIKMAH PENDEMI COVID-19 BAGI PENDIDIK DI INDONESIA


Oleh: Sopyan Maolana Kosasih, S.Pd.

Maret 2020 adalah bulan dimana sejarah pendidikan di Indonesia berubah total. Setelah sebelumnya pendidik dilatih dengan berbagai pendekatan pembelajaran kekinian dalam berbagai tingkatan, ternyata hampir semua tergagap-gagap diserang pendemi COVID-19. Ketika sekolah tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, maka semua pihak dilanda krisis kepercayaan untuk mengambil keputusan yang tepat dan bisa diterima oleh berbagai pihak hususnya orangtua dan peserta didik.

Kegamangan ini tidak luput dari kondisi daerah yang berbeda-beda pada proses penyebarannya sehingga pemerintah pusat atau KEMDIKBUD kesulitan untuk malakukan penyeragaman kebijakan. Terlebih pendidikan adalah lembaga yang termasuk dalam otonomi daerah. Konsekuensinya, daerah memiliki kewenangan operasional yang lebih besar dibandingkan dengan pemerintah pusat. Uniknya permasalahan kedaruratan ini belum tercantum secara spesifik di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Otonomi Daerah. Bahkan kurikulum darurat pun sampai saat ini tidak dipersiapkan dengan baik. Padahal secara objektif Negara Republik Indonesia adalah negara yang termasuk jalur cincin api yang memiliki resiko tinggi akan terjadinya bencana alam. Ini hanya dilihat dalam satu sisi.

Menariknya, dalam situasi kritis muncul inovasi-inovasi pembelajaran sebagai jawaban dari para pendidik atas tantangan ini secara masiv menyebar. Walau secara hierarki secara spesifik tidak ada petunjuk pelaksanaan yang pasti. Sebagai guru, ini adalah jawaban atas  kritis tajam dari pihak orangtua atau tokoh publik yang sempat viral bahwa guru memakan gaji buta karena bekerja sambil santai di rumah. Sangat dimaklumi kalau orangtua dan para pemerhati pendidikan hawatir akan masa depan anak bangsa yang saat ini tidak mendapatkan perlakuan yang sudah lazim dari waktu ke waktu. Padahal setiap masa kita akan menghadapi tantangan yang berbeda. Mungkin ini salah satu hikmah dari program Bapak Mendikbud yang memproklamirkan “Merdeka Belajar”.

Saya sendiri mengalami gegar budaya pendemi COVID-19 dan mulai berpikir ulang untuk memampaatkan blog yang selama ini terbengkalai. Memodivikasi penugasan dalam blog dengan memanfaatkan media youtube  sebagai sumber belajar. Beruntungnya, menjelang merebaknya pendemi COVID-19 saya sudah menguasai walaupun belum ahli penggunaan google forms sehingga upaya melaksanakan pembelajaran secara interaktif dapat dilaksanakan.

Seringkali saya berpikir egois untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media video conference, namun melihat berbagai kesulitan ekonomi yang timbul di masyarakat naluri saya mengatakan tidak. Pertimbangannya akan semakin banyak peserta didik yang tidak bisa mengikuti pembelajaran dikarenakan keterbatasan kuota internet. Faktanya banyak juga peserta didik yang bahkan gawai telepon pintar pun tidak punya. Ada juga yang satu keluarga memiliki satu gawai sedangkan anak yang bersekolah di keluarga itu lebih dari satu.

Untuk menyiasati itu sesuai anjuran dari kepala sekolah, setiap guru di sekolah saya menyiapkan pembelajaran secara luring. Penugasan ini diambil oleh orangtua seminggu sekali, sehingga keterbatasan untuk mengikuti pembelajaran bisa disiasati dan hak setiap anak unuk mendapatkan pembelajaran dapat terpenuhi. Kini bantua gawai dan pulsa yang sudah diprogramkan pemerintah pusat dan daerah semoga semakin mempersempit kesenjangan belajar peserta didik.

Ternyata, hikmah dibalik musibah pendemi ini adalah terjadinya peningkatan keterampilan guru dalam menggunakan teknologi unk pembelajaran. Semoga setelah pendemi lewat, semangat ini tidak menjadi kendor namun terus meningkat baik secara jumlah maupun kualitasnya. Guru pun tetap terus belajar dengan semangat.

Salam Indonesia Maju!

Posted by: sopyanmk | 12/08/2020

Tugas PPKn #5


Assalaamulaikum wr. wb

Peserta didik kelas VIII yang dibanggakan!

Kita hari ini sudah sampai pada pertemuan ke-5 untuk belajar PPKn. Walaupun kita tidak bersua di kelas namun percayalah jika kita konsisten mengikuti tugas secara disiplin, maka kita akan tetap dalam situasi belajar yang menyenangkan. Untuk itu, kita mulai pembelajaran hari ini dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Berpakaian seragam yang rapi.
  2. Bacalah doa sesuai dengan keyakinan agama masing-masing.
  3. Siapkan buku paket PPKn Kelas VIII dan silakan baca halaman 13 Bagian C
    Menyadari Pentingnya Kedudukan dan Fungsi Pancasila dalam Kehidupan Bernegara
    sampai halaman 17.
  4. Siapkan buku tulis
  5. Catatlah butir-butir pengamalan Pancasila dimulai dari Sila pertama sampai dengan sila kelima.
  6. Tiap sila ditulis dalam halaman yang terpisah
  7. Fotolah tiap halaman hasil pekerjaan kalian dan upload di google.forms yang sudah disiapkan pada link berikut (silakan klik)
    https://bit.ly/BUTIRPancasila
  8. Kecilkan resolusi fotonya
  9. Kemudian upload
  10. Berdoalah kalian ketika sudah menyelesaikan pekerjaan kalian sebagai tanda syukur kita kepada Tuhan YME.
  11. Semoga ilmu kita hari ini berguna bagi kehidupan kita dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Posted by: sopyanmk | 05/08/2020

Belajar dari Rumah (BDR) PPKn Pertemuan ke-4


Asssalaamualaikum wr wb

Selamat pagi!

Anak-anak kelas 8 yang membagakan!

Hari ini kita akan melanjutan belajar Pancasila pertemuan ke-4 masih BAB I. Sebelum memulai kegiatan belajarnya, silakan baca petunjuknya secara teliti supaya tidak ada instruksi yang terlewat sehingga pembelajaran kalian menjadi tidak optimal.

Petunjuk belajar PPKn minggu ini adalah:

  • Laksanakan kegiatan pembiasan baik hari ini terlebih dahulu
  • Baca doa belajar supaya diberikan kemudahan
  • Persiapkan buku paket PPKn kelas VIII dan alat tulis (Buku tulis, pena, dan penggaris)
  • Buka buku paket PPKn kelas VIII halaman 5 – 12 (Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup)
  • Buat catatan pentingnya di buku catatan.
  • Kerjakan di buku tulis Aktivitas 1.2 dan 1.3 dengan rapi
  • Setelah selesai mengerjakan, silakan foto hasil pekerjaan kalian untuk setiap aktivitas secara terpisah
  • Buka link berikut
  • https://bit.ly/AKTIVITAS4
  • Isi semua kolom pada google.formulir secara lengkap
  • Upload foto aktivitas 1.2 di kolom yang sudah disediakan
  • Upload foto aktivitas 1.3 di kolom yang sudah disedikan
  • Sampai selesai kemudian baca doa selesai belajar

Selamat mengerjakan!

Merdeka!

Posted by: sopyanmk | 09/04/2020

Membuat Video Lawan Covid-19


Minggu ini kita akan melakukan pembelajaran terkait dengan penilai keterampilan. Simulasinya adalah dengan membuat video melawan COVID-19 dengan bekerjasama. Tugas ini diharapkan mampu memicu inspirasi bahwa tidak ada pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan jika dilakukan secara bersama-sama.

Watak bangsa Indonesia yang sudah dibangun sekian lama adalah gotongroyong. Walaupun kita harus jujur bahwa nilai gotongroyong sudah mengalamai pergeseran dan faktanya hari ini, himbauan pemerintah untuk mengajak melawan virus corona tidak jarang mendapatkan perlawanan atau kecaman. Akibatnya hari-hari penderita virus corona semakin meningkat. Ini perlu dilihat oleh kalian secara jernih. Butuh sikap disiplin dan kepatuhan tanpa kecurigaan kepada pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.

Tanpa adanya kerjasama, sebaik apapun upaya pemerintah tidak akan menyelesaikan masalah dengan baik.

Selanjutnya silahkan kunjungi googleclassroom dan kerjakan. Namun diingatkan juga, sebaiknya video yan menjadi tugas minggu lalu sudah selesai.

Untuk yang lupa code, silakan lihat postingan minggu lalu.

Terimakasih.

#StaySafe

#SocialDistancing

#HomeLearning

#PPKnKeren


Assalaamualaikum wr. Wb

Salam sejahtera untuk semua

Yth. Bapak/Ibu Orangtua Peserta Didik Kelas VII

Di tempat

 

Pertama-tama saya mohon maaf mengganggu waktu senggangnya untuk mengisi beberapa pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran di rumah.Data yang saya peroleh akan digunakan sebagai data pribadi untuk memperbaiki kualitas layanan pembelajaran PPKn kelas VII di waktu berikutnya. Untuk itu, saya mohon dengan segenap kerendahan hati untuk berkenan mengunjungi link berikut ini https://bit.ly/QuizParentPPKn

Atas perkenannya, saya ucapkan terimakasih.

Posted by: sopyanmk | 19/03/2020

PEMBELAJARAN ONLINE ERA VIRUS CORONA


[1]

 

Penulis belum bisa membayangkan hikmah dibalik merebaknya COVID-19 yang membuat seluruh dunia ketar ketir. Wuhan, Francis, Italia, dan beberapa negara sudah mulai melakukan tindakan lock down. Kegiatan pertandingan olahraga  yang populer di  berbagai belahan dunia sudah menghentikan sementara. Kegiatan bisnis dan kegiatan kenegaraan dihentikan untuk sementara. Indonesia yang awalnya mencoba menangani wabah virus ini dengan cara diam-diam demi terjaganya stabilitas sosial terpaksa melaksanakan tindakan secara terbuka.

Imbas pada dunia pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan langkah menghentikan kegiatan pembelajaran selama dua minggu dengan teori wabah virus yang bertahan selama 14 hari dapat hilang di lingkungan sekolah. Begitupun peserta didik dapat menjaga kesehatan dan memastikan mereka berada dalam kondisi sehat dan siap melanjutkan kegiatan pembelajaran. Sebuah langkah cerdas dan harus didukung oleh berbagai pihak hususnya para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan serta berbagai share holder di dalamnya.

Mengubah kegiatan pembelajaran yang biasanya berada di lingkungan sekolah menjadi kegiatan pembelajaran di rumah (home learning) tentu membawa konsekuensi bagi berbagai pihak. Orangtua yang biasanya seolah-olah menyerahkan semua tanggungjawab pendidikan kepada sekolah, kali ini harus berpartisipasi aktif mendampingi peserta didik pada waktu melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Orangtua juga harus proaktif dan terus berkomunikasi dengan guru bidang studi atau wali kelas ketika menemukan permasalahan pada saat putra-putrinya melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Aktor utama dari kegiatan home learning adalah guru. Reaksi guru cukup beragam, ada yang merasa bahagia karena bisa berlibur dan memberikan tugas alakadarnya. Ada juga guru yang bersemangat karena bisa unjuk gigi kemampu dan pembelajaran digitalnya kepada peserta didik yang selama ini terbatasi oleh gedung dan ruang kelas. Tidak sedikit pula guru yang kebingungan memahami istilah home learning, distance learning, atau online learning, sehingga tak jarang menjadi salah memaknainya.

Kondisi ini pada era sekarang tentu bisa dijadikan momentum terutama dengan kebijakan MERDEKA BELAJAR yang digaungkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Gagasan visioner dari gedung kementerian sejauh ini faktanya masih belum bisa diejawantahkan dalam kelas-kelas secara optimal. Tidak mudah memang mengubah paradigma pendidik dan peserta didik menjadi lebih mandiri dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif dan independen. Perlu reformasi job description di lingkungan pendidikan. Sehingga batasan-batasan strukturan dapat saling memahami TUPOKSI masing-masing. Pengalaman penulis pada waktu memberikan pelatihan kepada guru-guru sasaran, keluhan guru sasaran adalah kebijakan atasan langsung (kepala sekolah/pengawas) sering membuat langkah guru canggung untuk membuat inovasi. Misalnya, guru lain atau kepala sekolah kurang nyaman ketika kelas menjadi riuh karena peserta didik melampiaskan ekspresinya ketika pembelajaran berlangsung sangat menyenangkan.

Kembali kepada situasi saat ini, secara kasat mata para guru yang seharusnya memanfaatkan teknologi untuk menjembatani situasi krisis tanpa mengurangi esensi dari kegiatan pembelajaran. Sederhana saja, bagaimana media yang saat ini dipegang oleh peserta didik dapat dioptimalkan. Seliweran berbagai media belajar yang sudah terkenal muncul di WAG (whatsapp group) atau media sosial lainnya. Namun media yang sedemikian banyak dengan fasilitas yang luar biasa hanya menjadi bacaan saja karena masih banyak guru-guru yang tidak mengetahui tata caranya. Mengapa? Karena minimnya pelatihan yang diberikan kepada guru mengenai pembelajaran melalui media daring. Pelatihan saat ini masih berkutat pada penguatan RPP dan teknik pembelajaran klasikal. Permasalahan lain adalah ada beberapa sekolah yang melarang peserta didik membawa telepon seluler ke sekolah. Sekolah banyak yang masih berkutat di area itu.

Diperlukan langkah revolusional dalam mengubah paradigm guru hususnya yang mengajar di sekolah swasta dan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang linier. Permasalahan lain adalah ketidak seriusan guru dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik. Padahal secara kasat mata peserta didik sudah berinteraksi dengan gadget sejak usia dini. Maka membuat pembelajaran di dunia digital dengan cara yang lebih interaktif akan mendorong peserta didik untuk menikmati kegiatan belajarnya dengan menggunakan fasilitas yang berada dalam genggamannya. Kemalasan peserta didik untuk membaca buku manual bisa disiasati dengan tulisan-tulisan menarik dengan latar belakang dan tampilan yang lebih menarik.

Untuk itu, ayo kita mengubah paradigm kita dalam melayani peserta didik dan menjalankan profesi guru dengan menggunakan segala sumber yang ada, saat ini fasilitas yang memungkinkan untuk itu semua adalah teknologi digital. Jadi kenali dunia digital yang relevan dengan segala aktivitas keseharian kita. Jangan hanya jadi penonton dan penikmat namun kita tertinggal jauh dibelakang. Kalau hanya menggunakan fasilitas ponsel hanya sekedar untuk memfoto tugas yang sudah ditulis di kertas kemudia dibagikan kepada peserta didik, sadarlah kita sudah jauh tertinggal. Namun tidak ada kata terlambat, karena belajar sepanjang hayat adalah perintah Yang Maha Kuasa Allah SWT.

#EdisiMotivasiDiri

[1] Ditulis oleh Sopyan Maolana Kosasih (Praktisi Pendidikan), 17 Maret 2020

Posted by: sopyanmk | 17/03/2020

TUGAS 1 HOME LEARNING


Anak-anakku kelas 7 SMP Negeri 3 Bogor yang berbahagia, semoga kalian sekeluarga tetap sehat dan optimis ketika menghadapi situasi yang berbeda dari biasanya yang disebabkan oleh penyebaran virus corona. Jangan takut dan resah, nikmati kebersamaan bersama keluarga dan ajak adik, kakak, atau orangtua untuk menyelesaikan kegiatan belajar PPKn ini bersama-sama. Sampaikan salam hormat buat orangtua dan keluarga kalian di rumah.

Berikut adalah petunjuk pengerjaan home learning untuk mata pelajaran PPKn kelas 7, yaitu:

  1. Baca petunjuk dengan seksama
  2. Ikuti semua petunjuk satu persatu
  3. Tonton video yang sudah diberikan linknya dengan seksama, bila perludicatat di buku catatan untuk bahan pada waktu mengerjakan pertanyaan di googleform.
  4. Pertanyaan berbentuk essay sehingga butuh tambahan referensi dan wawasan kalian. Ungkapkan segala ide kalian dalam jawaban sehingga menambah kualitas jawaban kalian.
  5. Pengerjaan soal ini akan dibatasi sampai jam 9 malam tanggal 20 Maret 2020 , ketika waktu sudah lewat maka pertanyaan tidak akan bisa diakses lagi dan kalian dianggap sudah selesai mengerjakan pertanyaan.

Kejadian ini diawali dari merebaknya virus di kota Wuhan – Tiongkok yang ahirnya menyebar ke berbagai negara dengan jumlah korban yang terkena mencapai ratusan ribu orang. Update corona di seluruh dunia pada Senin (16/3/2020) pukul 18.42 WIB, angka infeksi Covid-19 mencapai 173.047 orang di 158 negara dan satu alat angkut internasional (kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Yokohama, Jepang). Angka kematian untuk pandemi Covid-19 adalah 6.664 dan pasien yang sudah dinyatakan sembuh menjadi 77.783 orang. (Sumber dari media daring https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/16/130100123/update-virus-corona-16-maret-77783-orang-di-158-negara-sembuh.)

Kondisi ini tentu memaksa para petinggi negara untuk melakukan kebijakan yang salahsatunya adalah sosialisasi kepada masyarakat berupa tata cara pencegahan dan pengobatan virus tersebut. Sebagai warga negara kita harus bersatupadu bekerjasama dalam menyelamatkan diri dan negara dari wabah yang menakutkan ini. Tidak ada permasalahan yang bisa diselesaikan tidak ada halangan yang bisa disingkirkan jika seluruh rakyat Indonesia mampu menyingkirkan ego sektoral dengan mengedepankan nilai-nilai empati, kasih sayang, tanggungjawab, rela berkorban, pantang menyerah, dan bekerja keras maka segala macam bentuk Ancaman Tantangan Hambatan dan Gangguan (ATHG) dapat disingkirkan oleh segenap bangsa Indonesia. Merdeka!

Selanjutnya silahkan tonton video berikut mengenai upaya pencegahan virus corona.

Setelah menonton video di atas silahkan klik link berikut untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait rekaman video tersebut dalam kontek menguatkan nilai kerjasama dalam mencegah dan melawan virus corona di Indonesia tercinta.

Jika kesulitan menjawab, silahkan tonton ulang videonya dengan lebih seksama.

berikut adalah link untuk menjawab pertanyaan http://bit.ly/PPKn7Sopyan

Terimakasih, kalian sudah melaksanakan semua tahapan pembelajaran. Jaga terus kesehatan, tersenyumlah dan terus berbagi  bahagia. Jangan lupa tuliskan komentarnya di bawah ya!

Posted by: sopyanmk | 29/08/2022

AKSI NYATA DI SMP NEGERI 3 BOGOR (MODUL 3.3.a.10


  1. Facta

Ketika saya merancang program aksi nyata ada banyak permasalahan yang dihadapi dikarenakan kondisi  pembelajaran yang belum ideal yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 sehingga program yang akan dilaksanakan harus mencari momen yang tepat. Dipilihnya program Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) karena Pemerintah Kota Bogor awalnya sudah mencanangkan sekolah 100%. Selain itu hal yang menjadi pertimbangan saya adalah dua tahun lebih para murid yang masuk ke dalam pembelajaran menggunakan sistem dalam jaringan (daring) yang mengakibatkan interaksi dan keterikatan terhadap budaya disiplin menjadi longgar karena secara tidak sadar guru menjadi permisif karena keterbatasan ruang interaksi yang lebih intens.

Adalah penting mengenalkan kepada peserta didik baru sebuah budaya disiplin pada awal masuk melalui program Pengenalan Lingkungan Sekolah karena murid baru ini adalah produk lulusan yang sejak kelas empat SD terdampak COVID-19. Ketika mereka dikenalkan dengan budaya disiplin sejak dini maka murid baru ini akan memiliki acuan tentang keyakinan kelas, budaya positif, dan budaya disiplin. Pembekalan yang akan direncanakan ini adalah hal yang berbeda dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Modifikasi acara akan menjadi kunci dalam terlaksananya program PLS ini menjadi sebuah pengalaman baru bagi murid sebagai target maupun guru yang menjadi penyelenggara atau sebagai panitia.

Budaya Disiplin

Mars SMP Negeri 3 Bogor

PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Aksi nyata ini saya buat ketika bertemu dengan masalah anak yang menonton pertandingan Kejuaraan Bola Basket.  Anak-anak kelas IX sangat bersemangat untuk menyaksikan pertandingan semi final. Namun dikarenakan kondisi sekolah belum stabil ditambah kebijakan PTMT masih berlaku akhirnya saya bernegosiasi dengan perwakilan suporter agar bisa menahan diri dengan menjanjikan izin menonton pada final jika menang dan perebutan juara ke 3 dan 4 jika kalah. Kompensasinya mereka harus berlatih menjadi suporter yang baik dan berkelas. Kemudaian saya meminta mereka menyiapkan yel-yel dan peralatan yang ada untuk menunjang suporter. Mereka pun akhirnya menerima dengan baik diskusi tersebut dan berlatih menjadi suporter.

Ternyata Tim Bola Basket sekolah saya kalah di semifinal sehingga acara menontonnya adalah untuk perebutan juara 3. Mereka pun berlatih dengan giat, menyiapkan drum snare, bendera, gelang-gelang, dan asesoris lain. Sehingga mereka menjadi lebih percaya diri untuk tampil menjadi suporter di pertandingan tersebut. Alhamdulillah Tim Basket meraih juara 3 dengan perpanjangan waktu karena sebelumnya skor tertinggal jauh dari tim lawan.

COACHING

Bagi saya coaching adalah salah satu pendekatan yang paling efektif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh murid. Belum lama ini saya melakukan proses coaching kepada salah satu murid yang kebetulan menjadi Ketua OSIS. Ketika ia menyampaikan permasalahannya tentang kesulitan dalam menyelenggarakan Class Meeting yang sudah direncanakan namun terganjal oleh perubahan kebijakan tentang pembelajaran tatap muka namun peserta didik tidak bisa hadir karena harus 50%. Saya menjadi tergugah untuk melakukan pendekatan TIRTA dengan mengajukan beberapa pertanyaan baik terkait dengan rencana kegiatan, dana, perijinan, teknis lomba maupun hadiah. 

Ketika didorong dengan pertanyaan-pertanyaan TIRTA akhirnya Ketua OSIS dan pengurus serta panitia menyadari bahwa langkah yang harus dilakukan adalah win-win solution dengan segala pengorbanan dan strategi tepat agar semua lomba dapat terealisasi dengan baik. Mereka terpicu ketika saya bertanya jenis lomba dan partisipannya. Mereka menjawab bahwa beberapa lomba itu berdasarkan gender pria dan wanita. Lalu saya bertanya opportunity apa kebijakan 50% yang dilakukan oleh sekolah? Lalu ide mereka adalah mengajukan permohonan agar kebijakan PTM 50% dengan acuan nomor absen menjadi berdasarkan jenis kelamin. 

Ketika ajuan itu disetujui maka acara “After Exam Competition 2023” dapat terealisasi dengan sempurna.

AKSI NYATA SUMBER DAYA BERBASIS ASET

Awal Tahun ajaran setelah selesai PLS adalah menyelenggarakan Kemah Blok karena sekolah kami masih menggunakan kurikulum 13 dan statusnya Merdeka Belajar. Atas dasar itulah maka penyelenggaraan ini menjadi penting. Disisi lain, kegiatan ini beresiko karena orangtua belum tentu siap dengan segenap biaya yang akan membebani mereka guna mengikuti kegiatan tersebut. Setelah melakukan diskusi panjang maka Kepala Sekolah menyodorkan ide agar penyelenggaraan Kemah Blok ini tidak meminta biaya alias gratis dengan tempat pelaksanaanya di sekolah. Adapun biaya konsumsi peserta dibebankan kepada orangtua dengan mengantarkan langsung ke sekolah sesuai dengan jam makan.

Singkat kata konsep ini dirancang ulang dan disesuaikan dengan segenap perangkat yang ada. Alhamdulillah semua peserta didik baru sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut dan semua acara terlaksana dengan sempurna. Adapun mengenai konsumsi yang harus dikirim langsung oleh orangtua ternyata berdampak baik karena orangtua mengetahui ada beberapa anak di kelasnya yang kurang mampu dengan memberikan makan gratis kepada mereka sehingga mereka tidak malu untuk makan bersama karena menunya menjadi setara dengan anak lain. Ternyata jika sekolah mampu mengelola potensi sumberdaya orangtua dengan baik maka dampaknya akan luar biasa.

  1. Feeling

Perasaan saya sangat luar biasa karena saya dapat merealisasikan pemahaman saya dari apa yang sudah dipelajari sejauh ini di pelatihan calon guru penggerak. Saya sangat bersyukur ketika semua program dan gagasan yang muncul dari pelatihan dapat terwujud dengan baik.

  1. Finding

Bahwa semuanya adalah proses yang harus dilewati dan dijalankan secara bertahap agar pemahaman dan implementasinya dapat dipahami secara mendalam.

  1. Future

Kedepan saya perlu berlatih dan terus berlatih sehingga saya dapat terus berkembang dengan baik.


Setelah belajar tentang disiplin positif saya merasa pemahaman saya selama ini kurang tepat. Karena disiplin yang saya yakini adalah kepatuhan tanpa syarat terhadap aturan yang sudah ada. Sehingga murid dipaksa untuk mengikuti walau mereka tidak memahami apa yang mereka lakukan. Sehingga untuk menjalankan disiplin saya sering memainkan peran kontrol yang disesuaikan dengan kondisi terbaik sesuai dengan karakteristik anak yang saat itu saya meyakini kebenarannya. Kadang-kadang saya menjadi pengontrol, pembuat rasa bersalah, teman, dan penghukum. Hampir jarang saya memerankan sebagai manajer. Mengapa saya melakukan itu karena saya belum memahami dengan baik apa itu kebutuhan dasar manusia yang sangat universal. Maka ketika saya membuat keyakinan kelas, hasilnya masih belum maksimal karena masih banyak aturan dan merasa makin banyak makin lengkap, padahal ternyata menurut teori makin banyak makin sulit murid mengikuti dna mematuhinya. Banyak sekali saya disadarkan dan diingatkan bahwa selama ini belum menjadi yang terbaik. Tentunya saya harus berusaha keras untuk mewujudkan itu semua karena tidak ada kata terlambat. Masih ada kesempatan untuk memulai dan merawat tanaman untuk tumbuh subur dan jauh dari segala penyakit yang akan mengganggu pertumbuhannya.

Saat ini saya merasa masih belum maksimal karena ketika mendapatkan materi ini suasana sekolah sedang melaksanakan Penilaian Akhir Semester, hanya sedikit saja yang dilakukan untuk memotivasi murid dengan menanyakan apa yang direncanakan untuk mengikuti PAS secara personal. Karena kebijakan sekolah tidak boleh melakukan aktivitas lain pada saat pekan PAS.

Pernah, pada waktu mendapatkan materi restitusi saya berada pada masa transisi pindah sekolah. Namun di sekolah baru saya menerapkan kepada salah satu murid yang suka tawuran. Saya mencoba menjadi manajer ketika ada murid saya yang berkelahi karena bercanda saling mencoret botol minum awalnya. Lalu saya melakukan pengkondisian terhadap kejadian perkelahian. Setelah itu saya melakukan validasi atas kejadian tersebut. Sebelum meminta mereka mengemukakan hal yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki situasi karena melanggar keyakinan kelas saya meminta mereka saling memandang. Ternyata mereka malah meledak tertawa dan ahirnya berpelukan. Mereka sepakat melupakan dan meminta maaf kepada teman sekelasnya. Mereka juga berjanji tidak mengulang lagi perbuatan tersebut. Adapun tindakan yang mereka lakukan adalah selama seminggu duduk satu meja dan kalau istirahat mereka akan bersama untuk saling mengenal.

Setelah belajar modul ini ada beberapa hal yang harus saya perbaiki, yaitu:

1. Melakukan komunikasi kembali mengenai keyakinan kelas

2. Mengenal kebutuhan dasar murid-murid

3. Selalu berusaha memerankan diri sebagai manajer dalam setiap kesempatan

4. Memberikan rasa nyaman dan aman sehingga murid percaya saya adalah bagian dari solusi dari masalah yang dihadapinya.

5. Berbagi ilmu ke guru lain mengenai restitusi dan kebutuhan dasar serta peran kontrol.

Sebagai pribadi menjadi penting untuk mengenal kebutuhan diri sehingga bisa mengontrol tindakan kita ketika berada dalam berbagai situasi dan kondisi yang berbeda. Sebagai pemimpin pembelajaran materi ini menjadi krusial karena tentu akan berdampak kepada murid dan lingkungan sekolah secara keseluruhan jika menginspirasi guru-guru dan melakukannya secara sinergi.

Untuk memberikan dampak dari modul ini saya akan mempraktikan dulu kepada murid sehingga membawa perbaikan baik tingkat kepatuhan mengerjakan tugas maupun ketika mereka berinteraksi dengan adik kelas maupun dengan guru-guru. Karena dengan terjadinya perubahan akan menimbulkan kepenasaranan guru lain agar meraka ingin tahu lebih dalam dan bahkan mempraktikan bersama.

Hal lain yang bisa jadi menunjang adalah dengan menerapkan kepemimpinan individu. Setiap individu harus memegang peran dalam kegiatan kelas sehingga semuanya merasa berkontribusi terhadap keberhasilan kelas.

Langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah:

1. Berkomunikasi dengan Kepala Sekolah sebagai pemimpin sekolah mengenai gambaran kemajuan dan dampak dari pelaksanaan modul ini.

2. Berkomunikasi dengan guru-guru mengenai modul dan praktik yang sudah dilakukan terutama dengan guru BK

3. Berkomunikasi dengan orangtua secara intensif sehingga terhadi sinergi apa yang dilakukan di sekolah menjadi satu suara dengan di rumah

4. Berkomunikasi dengan murid-murid mengenai keyakinan kelas, kebutuhan, dan disiplin positif yang secara perlahan dilaksanakan dan tentu diberikan apresiasi dan pendampingan yang optimal. 

Itulah refleksi dari Modul 1.4 yang membuat otak bergejolak dan memaksa diri untuk bergerak mengerjakan segera.

Salam Guru Penggerak: Tergerak, Bergerak, Menggerakan!

Older Posts »

Categories